Selamat
datang di personal blog yosry lenggu.
*scroll dan putar lagu dibawah biar serasa serem(semoga)
Jadi, ini adalah cerita mimpi buruk yang pernah saya alami saat masih berumur 4 Tahun. Tidakkah aneh? Bagaimana bisa saya dapat mengingat mimpi buruk hingga saat ini saya berumur 18 Tahun?
Fakta menarik, mimpi buruk premiere saya terjadi pada umur 4 Tahun.
Mimpi ini bukan sekedar mimpi buruk klasik seperti dikejar hantu kuyang ataupun nenek lampir, mimpi ini menceritakan ketika saya sedang berada di satu ruangan keramik yang berlumuri darah di seluruh dinding.
Lalu, seperti apa isi dari mimpi buruk
saya?
-----------------------
Didalam mimpi, saya berada pada ruangan dengan dinding keramik putih yang merupakan kamar mandi saya yang persis seperti di rumah saya. Namun, di dalam mimpi saya melihat semua itu berwarna merah, seluruh ruangan kamar mandi saya dipenuhi darah yang bergumpalan pada dinding, dan di dalam bak yang berwarna putih berisikan gumpalan darah yang tergenang.
Secara garis besar, saya tidak tau apa yang saya liat didalam ruangan berlumur darah, semua itu nampak nyata, dan tidak ada rekayasa selayaknya itu bukanlah sebuah mimpi. Dari bentuk wastafel, shower, dan bahkan bak kamar mandi sungguh persis seperti yang ada di rumah saya.
Kemudian, saya dengan sifat yang polos, saya melihat dalam bak kamar mandi ada kepala perempuan berambut panjang yang hendak keluar dari bak yang berumuri darah tersebut. Ketika perempuan itu mencoba keluar dari bak, ia menumpahkan seluruh darah yang ada di bak tersebut.
Saya pun di dalam mimpi sangat terkejut dan panik dengan darah yang berlumuri pada badan saya.
Kelanjutannya, semua mimpi saya berhenti. Saya terbangun pada pagi hari dan menyadari bahwa semua yang saya lihat hanyalah mimpi buruk. Akan tetapi, saya masih berpikir bahwa “Apakah kamar mandi saya ada seorang penghuni yang masuk ke dalam mimpi saya? Mengapa saya bisa mimpi buruk dengan keadaan yang sesuai dengan realitas?”
Masih penuh tanda tanya (?).
*Untuk
postingan horror yang lain, boleh baca ini > Bayangan
Hitam
Comments
Post a Comment