halo, kali ini saya ingin membahas sesuatu tentang nulis, tulis, dan menulis.
Buat saya, menulis adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengekspresikan suasana hati dan untuk menyampaikan sebuah kisah dalam kehidupan sehari - hari. Jadi bunyi hukumnya dinyatakan bahwa " semakin amburadul hati seseorang ketika diputusin, maka semakin bagus pula cerita hidupnya".
Ibaratkan saja pelajaran fisika yang belajar tentang hukum yang berbunyi "jika semakin besar gaya yang diterima suatu benda maka gerak benda semakin cepat atau besar " - Brainly.
Asal mula saya mulai nulas - nulis, Saya sebenarnya sudah sekitar dua tahun lebih menulis, tapi satu tahun setelahnya baru saya mulai serius menulis saat mengikuti lomba Mading dari sekolah pada Bulan Februari 2020, palingan hanya membuat kalimat ajakan, quote, dan artikel sesuai tema lomba saat itu. Lalu, setelah itu saya mengisi kekosongan dengan nulis - nulis sesuatu yang enak untuk diposting di instagram. Enak meskipun bukan makanan : ( . Selain itu, sempat juga nulis di hari valentine sekaligus ngasih cokelat untuk adik kelas yang tentunya cewek, bukan malah Si Rio (bukan teh rio ).
Pada awalnya nulis di
blog hanya untuk ngisi waktu luang dan akhirnya malah saya jadi hobi
untuk nulis di blog, eeh maksudnya ngetik di blog. Banyak yang sudah saya tulis
di blog seperti Amin Beda Iman, Si Gula Aren, Anak Teledor dan masih banyak
lagi.
Bro en sist klo pen baca tinggal klik home, lalu scroll ke bawah
dan bisa pilih artikel yang mau di baca (sori promosi, hehe)
Nah, selama saya nulis materi buat blog, banyak yang nanya
seperti :
“kalau lu nulis buat blog itu
apa perlu di review ulang ?”
––––––––––––––––––––––––––
iya, tiap kali saya nulis buat blog
biasanya selalu di review ulang untuk menambah dan mengurangi beberapa kosakata
yang menurut saya banyak membuang kosakata alias penggandaan kalimat
“lu cari ide buat nulis itu caranya
bagaimana ? ”
––––––––––––––––––––––––––
ide yang saya dapat biasanya 70 %
berasal dari sesuatu yang saya alami secara pribadi dan merupakan keresahan
diri, ya kalo galau ya semua tentang galau, ya kalau lagi bucin ya bucin, dan
masih banyak lagi. Sedangkan 30 % membahas tentang sebuah permasalahan yang
merupakan masalah orang lain dan tentunya saya juga.
“siapa penulis blogger
kesukaannya elu ?”
––––––––––––––––––––––––––
Kevin Anggara dan Raditya
Dika
“memangnya nulis itu harus ada mood yang
bagus ? “
––––––––––––––––––––––––––
Ya tergantung orang sih, ada
yang bisa nulis meskipun lagi mood gabut dan ada juga yang gak bisa nulis
karena kurang mood.
Back to the conversation(sok /ˈiNG(ɡ)liSH/
😓)
👇👇
Oke, Sebenarnya saya orangnya tidak terlalu lihai dalam nulas –
nulis , tapi setidaknya saat menulis kita hendak memahami tentang
apa yang sedang kita tulis. Seperti contoh kecilnya, kita boleh menulis materi
pelajaran dari buku cetak atau papan tulis saat pelajaran di sekolah
dengan syarat harus “memahami”. Nyontek juga harus paham apa yang di
contek. Oleh karena itu, konteksnya akan selalu tertuju ke ‘memahami’.
Faedah Menulis
––––––––––––––––––––––––––
Secara pribadi, menulis
memiliki banyak manfaat seperti bisa gombalin cewek lewat via Whats App 👀, dapat mengenal banyak kosakata baru, dan
dapat menyampaikan sebuah ungkapan yang sulit dinyatakan dengan
berbicara.
Menulis tentu saja bagus, tapi menulis setidaknya haruslah rajin membaca, terserah manteman semua mau baca artikel blogger, personal blog, buku pelajaran, komik, majalah KPopers, majalah wanita, buku hutang teman, dan diary book mantan. Pokoknya terserah saja, intinya harus rajin membaca.
Karena seorang penulis yang baik adalah pembaca yang baik.
75 tahun yang lalu, para pejuang berjuang dengan tombak dan bambu runcing. Saat ini, cara kita bukan lagi pejuang perang melawan penjajah, namun saat ini kita adalah pejuang di ujung pena.
Ingat, menulis itu
untuk berekspresi. ya gitu.
Sekian : ))
#jauhimelekdalamliterasi
Itu sdh sama kn
ReplyDelete🥳💯❣
apanya yg sama : ) ?
Delete