Saya buat tulisan ini karena ada permintaan dari mantan adik kelas saya bernama Rosita yang biasanya dipanggil Valentino Rosi. Rosi meminta untuk dibuatnya tulisan ini berdasarkan keresahan dalam hatinya selama belajar Daring / Online. Semoga keresahannya mewakili kita semua saat belajar Daring/ Online,Min Amin.
"Pejuang di Ujung Pena", judul yang mengandung makna yang cukup luas karena tentu saja pejuang di ujung pena ada sangkut pautnya dengan para pelajar dan mahasiswa. Beda lagi kalau orang kantoran karena mereka sesungguhnya adalah pejuang mencari validasi dalam pekerjaan.
Apa kabar para pejuang di ujung pena? baik kah keadaanmu di semesta saat ini? Jawab saja disitu kalo kalian saat ini sedang baik - baik saja berjuang di depan layar HP dan Laptop. Bagaimana rasanya belajar secara Daring(Dalam Jaringan)? Menyenangkan tentunya karena ada google yang selalu menemani saat kita masuk ke jalur kebingungan. Bersyukur saja jika google menjadi jalur alternatif.
Kenapa tidak google saja yang mengajar? Yah tentu tidak, karena haruslah guru yang mengajar karena disitu kita diajar dan di didik melalui sikap dan perilaku karena guru itu adalah orang yang diguguh dan ditiru. Sehingga tentu tidak hanya dapat ilmu, namun nilai etika perilaku juga kita dapat. Tentunya jika kita belajar secara Luar Jaringan (Luring) / tatap muka di sekolah.
Beda cerita kalau belajar secara Online/Dalam Jaringan ( Daring). Belajar Daring tidak mengorbankan uang bensin dan uang jajan, melainkan mengorbankan uang paket Internet yang harganya anjayyy banget😁dan pokoknya banyak tidak enaknya.
Apalagi untuk mahasiswa, pastinya susah buat ketemu si doi kalau kuliah online, sampai - sampai demi melawan maut dari om corona, si doi berani keluar rumah meski new normal menjadi abnormal saat ini. Kan anjay banget 👽. Tapi kalo yang masih SMA mending jangan dulu wkwkwk, kalo anak kuliahan baru bisa kali, karena sudah ada di the next level mode👀.
Selain susah ketemu si doi, kita juga susah berelasi dengan teman secara langsung, yah boleh - boleh aja secara online, tapi kan suasana beda guys. ibaratnya makan mi dengan bumbu yang lengkap tapi mi sudah dingin rasanya.
At least begitu rasanya, Para pejuang diujung pena seharusnya lebih cocok sebagai pejuang di depan monitor HP & laptop karena belajarnya dari rumah alias online . Memang kali ini jauh berbeda dari tahun sebelumnya, Tahun 2020 adalah tahun dimana kita merasakan definis jenuh yang sesungguhnya, karena jauh dari teman, sahabat, pacar(kalo ada), dan kangen dengan guru killer.
Jenuh boleh, tapi ingat jangan patah kaki.
Eh maksudnya jangan
patah semangat untuk menjadi pejuang di ujung pena.
Comments
Post a Comment